Wednesday, November 30, 2016

Muhammad Pembawa Agama yang Sempurna


Muhammad Pembawa Agama yang Sempurna


Agama yng dibawa oleh Nabi Muhammad SAW adalah agama terakhir. Tidak ada lagi agama samawi setelah agama islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Dan tidak ada lagi Nabi setelah beliau. Sebab agama islam yang dibawa oleh beliau adalah agama penyempurna agama sebelumnya. Perhatikan firman Allah dalam surat Al-Maidah ayat 3, artinya :

“Pada hari ini telah aku sempurnakan agamamu, dan aku telah melengkapi kenikmatan-kenikmatan kepadamu dan aku rela Islam itu sebagai agama untukmu semua”.

Mengapa islam dikatakan sebagai agama yang sempurna? Di dalam agama Islam telah tercakup semua peraturan-peraturan kehidupan. Agama islam adalah agama yang tidak membedakan antara urusan dunia dan akhirat. Bagi agama islam keduanya adalah satu. Perhatikan sabda Nabi Muhammad SAW, artinya :

“Bekerjalah untuk duniamu seolah-olah engkau akan hidup selama-lamanya dan bekerjalah untuk akhiratmu seolah-olah engkau akan mati esok pagi”.

Hadits Nabi di atas, menunjukkan agama islam tidak memisahkan antara urusan dunia dengan urusan akhirat. Sehingga meraih kehidupan duniawi tidaklah haram hukumnya asalkan tidak melupakan masalah akhirat.

Sebelum agama islam datang, tidak ada agama yang menjadikan masalah dunia dan akhirat menjadi satu. Semua agama sebelum islam memisahkan antara urusan dunia dengan urusan akhirat. Dengan perkataan lain, tidak ada agama yang selengkap agama islam. Islam tidak hanya mengatur masalah ibadah, tetapi juga masalah muamalat. Agama islam juga mengatur tata cara berjual-beli, tata cara pemerintahan, tata cara hidup bertetangga dan lain sebagainya. Dalam istilah-istilah ilmu modern maka islam juga meliputi ilmu hukum, ekonomi, politik kenegaraan, teknologi, lingkungan hidup, kedoktoran dan lain sebagainya.


Kisah Salman Al-Farisi Pencari Kebenaran Sejati

Rasulullah SAW pernah bersabda tentang Salman al-Farisi ra : “Seandainya keimanan itu berada (jauh) di bintang Tsurayya, niscaya orang-orang dari mereka ini telah meraihnya”. Muttafaq ‘alaih.
Kisah Salman Al-Farisi Pencari Kebenaran Sejati

Banyak hati yang tergerak untuk mencari kebenaran. Tak sedikit orang yang mengayunkan langkah, menelusuri jalan panjang demi sebuah hidayah. Namun, kerap kali mereka goyah didera badai ujian, sementara tak jarang jemari melemah melepas hidayah yang sempat digenggam. Inilah Salman al-Farisi ra, seorang sahabat yang mulia. Kegigihannya dalam mencari kebenaran adalah teladan. Kekokohannya menggenggam hidayah adalah bukti kebenaran iman.

Asal Usul Salman Al-Farisi
Salman adalah salah seorang penduduk Persia (dalam bahasa Arab, Faris), karena itulah beliau disebut dengan al-Farisi. Dari sanalah beliau berasal, tepatnya di sebuah desa bernama Jayy, bagian dari kota Asbahan (kota Isfahan, Iran). Ketika itu beliau dikenal dengan nama aslinya Ruziyah. Setelah memeluk Islam beliau bergelar Abu Abdillah, masyhur dengan julukan Salman al-Khair atau Salman bin al-Islam. Ayah beliau adalah seorang pembesar di desanya. Kecintaan yang sangat kepada Salman membuat sang Ayah menahan puteranya di dalam rumah layaknya gadis pingitan. Salman menjalani hari-harinya sebagai penjaga api, sesembahan pemeluk agama Majusi.

Awal Mula Salman Al-Farisi Meninggalkan Agama Majusi
Ayah Salman memiliki sebuah ladang yang amat luas. Suatu ketika, dia tersibukkan oleh bangunan miliknya dan menyuruh Salman pergi ke ladang. Di tengah perjalanan, Salman melewati sebuah gereja Nasrani. Salmankemudian masuk dan mendapati orang-orang Nasrani yang sedang beribadah. Rasa kagum meliputi hati Salman. Dari mereka Salman mengetahui bahwa Agama Nasrani itu berasal dari Syam (Palestina dan Sekitarnya). Salman mengisahkan peristiwa itu dan mengungkapkan kekagumannya kepada Ayahnya. Kekhawatiran menghinggapi diri sang Ayah. Karenanya, ayah Salman kemudian membelenggu kedua kaki Salman dan menahannya di rumah. Inilah Salman, sesuatu telah berkecamuk di dalam hatinya. Saatnya mencari kebenaran yang selama ini terhalang dari dirinya. Meskipun rintangan pertama justru datang dari ayahnya sendiri. Hari-hari telah berlalu, tersiar kabar kedatangan rombongan pedagang dari Syam. Kesempatan yang dinanti-nanti. Ketika urusan mereka telah selesai dan hendak pulang ke Syam, Salmanmelepaskan belenggu dari kedua kakinya dan berangkat bersama mereka ke Syam.

Salman dan Agama Nasrani
Sesampainya di Syam, Salman segera mencari tahu tentang orang yang paling utama di antara pengikut agama Nasrani. Bertemulah Salman dengan seorang uskup yang ada di gereja. Salman tinggal bersama uskup tersebut dan melayaninya di dalam gereja. Ternyata, uskup itu seorang yang jelek perangainya. Dia memerintahkan orang-orang agar bersedekah, namun harta sedekah tersebut disimpannya untuk dirinya sendiri. Tak lama uskup itu pun mati. Salman memberitahukan perbuatan uskup tersebut kepada orang-orang Nasrani dan menunjukkan kepada mereka simpanannya berupa tujuh tempayan yang penuh dengan emas dan perak. Mereka pun menyalib uskup tersebut dan tidak menguburkannya. Kemudian mereka menjadikan orang lain sebagai pengganti. Dia adalah seorang yang tekun beribadah dan zuhud terhadap dunia. Salman sangat mencintainya lebih dari siapapun sebelumnya. Salman tinggal bersamanya hingga tiba saatnya uskup yang baik tersebut didatangi tanda-tanda kematian.

Inilah Salman, Salman mendatanginya dan meminta wasiat untuk dirinya, kepada siapa ia harus pergi. Dia pun berpesan, “Wahai anakku, demi Allah, aku tidak mendapati seorang pun yang berada di atas agama yang aku peluk. Orang-orang telah binasa. Mereka telah mengubah agama Nasrani dan meninggalkan kebanyakan agama mereka, kecuali seseorang di Maushil (kota Mosul, Irak). Dia adalah Fulan, ia berada di atas agama yang aku peluk, maka temuilah dia !. Sepeninggalnya, Salman menemui orang yang disebutkan. Salmantinggal bersamanya dan mendapatinya sebagai sebaik-baik orang di atas agama temannya. Sampai ketika tanda-tanda kematian mendatanginya, Salman kembali meminta wasiat untuk dirinya. Senada dengan ucapan temannya yang terdahulu, lelaki baik ini mewasiatkan kepada Salman untuk menemui seorang lelaki di Nashibin (kota Nusaybin, Turki). Singkat cerita, Salman mengalami kisah sebagaimana masa-masa di Maushil. Sampai dia mendapatkan petunjuk untuk menemui seorang di Ammuriyyah (kota Amorium, Turki) yang berada di atas agama Nasrani. Salman pun menemui lelaki tersebut dan tinggal bersamanya. Di sana Salman bekerja sampai mempunyai banyak sapi dan kambing.

Sebagaimana sebelumnya, menjelang kematiannya, lelaki itu pun berpesan, “Wahai anakku, aku tidak mengetahui ada seorang pun yang berada di atas agama kami yang aku memerintahkanmu untuk mendatanginya. Tetapi telah dekat masa pengutusan seorang Nabi. Dia diutus dengan agama Nabi Ibrahim yang muncul dari jazirah Arab kemudian hijrah ke sebuah negeri di antara dua tanah yang berbatu hitam, diantaranya ada pohon-pohon kurma (kota Madinah). Lelaki itu lalu melanjutkan, “Pada orang itu ada tanda-tanda yang tidak tersembunyi, dia memakan hadiah dan tidak memakan sedekah. Diantara kedua pundaknya ada tanda kenabian. Jika engkau mampu untuk mendatangi Negeri tersebut, maka lakukanlah ! “Tak lama, lelaki itu pun meninggal.

Masuk Islamnya Salman Al-Farisi

Suatu hari di ‘Ammuriyyah, lewat sekumpulan pedagang dari suku Kalb. Salman meminta mereka untuk membawanya ke jazirah Arab dengan membayarkan sapi-sapi dan kambing-kambing milikya. Mereka pun setuju. Namun sesampainya di Wadil Qura, mereka justru menjual Salman kepada seorang Yahudi sebagai budak. Tinggallah Salman bersama Yahudi tersebut. Allah Maha Mengetahui kesungguhan hati Salman. Suatu ketika, anak paman si Yahudi datang dan membeli Salman darinya. Kemudian dia membawa Salman ke Madinah. Salman bisa mengetahuinya dengan ciri-ciri yang disebutkan sahabatnya. Sejak saat itu, Salmantinggal di Madinah. Sementara itu, tiba masanya Allah mengutus Rasul-Nya. Salman tak mengetahui hal ini sampai ketika Rasulullah SAW hijrah ke Madinah. Pada suatu hari, Salman berada di atas pohon kurma, sementara tuannya sedang duduk. Datanglah anak paman tuannya menceritakan tentang datangnya seorang dari Mekkah di Quba. Orang-orang mengira bahwa dia seorang Nabi. Mendengar cerita tersebut Salman gemetar karenanya. Dia berusaha bertanya, namun justru membuat marah tuannya hingga meninjunya dengan keras.

Tak putus harapan, Salman berusaha mencari tahu tentang jati diri orang yang dikira Nabi tersebut. Berbekal cirri-ciri yang dia ketahui dari sahabatnya, Salman beberapa kali mendatangi Rasulullah SAW. Kali pertama, Salman mendatangi beliau SAW dengan membawa sesuatu sebagai sedekah. Ternyata beliau menyuruh para sahabat memakannya, sementara beliau sendiri menahan diri darinya. Satu bukti bagi Salman. Kedatangan kedua, Salman kembali membawa sesuatu. Kali ini dia menghadiahkannya kepada Rasulullah SAW. Beliau SAW lalu memakannya dan memerintahkan para sahabat untuk makan. Inilah bukti yang kedua bagi Salman. Ketiga kalinya, Salman mendatangi Rasulullah SAW ketika beliau sedang mengiringi jenazah seorang sahabat di pekuburan Baqi’. Beliau SAW mengenakan dua pakaian sejenis jubah. Salman mengucapkan salam, kemudian berkeliling untuk mencari cap kenabian di bagian punggung Rasul SAW. Beliau SAW menyadari hal ini, lalu melepaskan selendang dari punggung beliau. Salman pun bisa melihat tanda kenabian itu. Inilah Salman, seketika itu dia tertelungkup di hadapan Rasul SAW, lalu mencium beliau dan menangis. Salman akhirnya masuk Islam. Kesungguhannya dalam mencari kebenaran, mengantarkannya kepada hidayah yang selama ini dia cari.

Kehidupan Salman Al-Farisi dalam Islam
Hari-hari setelahnya, Salman masih tersibukkan dalam perbudakan, sehingga tidak mengikuti perang Badar dan Perang Uhud. Dengan bantuan dari Rasulullah SAW, Salman berhasil membebaskan diri dari perbudakan. Sejak saat itu, Salman tak pernah terluput dari mengikuti peperangan bersama Rasul SAW, serta peperangan di masa Khulafa’ Rasyidin. Pada peristiwa perang Khandaq tahun 5 H, Salman menyumbangkan ide yang cemerlang berupa pembuatan parit besar sebagai strategi pertahanan kaum Muslimin. Dengan cara inilah kota Madinah selamat dari upaya penyerangan pasukan gabungan Musyrikin Quraisy dan Yahudi saat itu. Sautu ketika Rasulullah SAW mempersaudarakan antara Abu Darda dengan Salman al-Farisi ra. Mereka menjalani kehidupan di dunia ini dengan kecintaan karena Allah. Hingga mereka berdua terpisahkan karena menjalani tugas masing-masing. Abu Darda menjadi seorang Qadhi (hakim) di Damaskus. Adapun Salman, beliau menjadi Gubernur di Madain, Irak . suatu hari Abu Darda mengirim surat untuk Salman, yang isinya, “Marilah menuju bumi yang suci (Syam)”. Maka Salman membalas surat tersebut, “Sesungguhnya bumi itu tidak bisa menyucikan diri seseorang. Hanyalah amalan yang bisa menyucikan seorang hamba.

Akhir kehidupan Salman Al-Farisi

Sebagian ulama menyebutkan adanya ijma (kesepakatan ulama) bahwa umur beliau mencapai 250 tahun, adapun yang menyebutkan lebih dari itu telah terjadi silang pendapat (lihat Al Majmu’ Syarhul Muhadzdzab, Al Bidayah Wan Nihayah). Setelah melalui perjalanan panjangnya, beliau wafat dan dimakamkan di Madain, Irak pada tahun 36 H. beliau telah meninggalkan banyak pelajaran berharga bagi kaum Muslimin. Semoga Allah meridhainya.

Keutamaan Menyantuni Anak Yatim

Keutamaan Menyantuni Anak Yatim

Kisah berikut ini patut kita renungkan. Adalah Pak Syarif, lelaki tua yang bekerja sebagai TKI (Tenaga Kerja Indonesia) di Brunei Darussalam. Di sana, ia bekerja sebagai tukang potong rambut di sebuah perumahan. Pekerjaan yang sudah ditekuni salama 15 tahun itu tidak membuatnya terikat dengan satu rumah saja, sehingga ia dengan leluasa bergaul dengan sesama TKI.

Salah satu aktivitasnya adalah mengkoordinir beberapa kawan TKI untuk menyisihkan sebagian rezekinya. Setahun sekali ia menyumbangkan dana yang terkumpul ke beberapa pesantren di pulau Jawa. Pemahaman agama Pak Syarif cukup baik. Maklumlah, ia salah satu alumni di sebuah pesantren di Kediri, Jawa Timur. Istrinya seorang hafizah, penghafal Qur’an tiga puluh juz. Subhanallah! Tak mengherankan bila banyak orang bertandang ke rumahnya untuk bertanya mengenai agama.


Baca juga : Jauhi Sifat Riya

Menurut beberapa orang yang mengenal, Pak Syarif seorang yang biasa-biasa saja, artinya ketika berbicara soal Islam, ia tidak muluk-muluk. Suatu hari, Pak Syarif berujar pada salah satu rekannya yang akan kembali ke Indonesia.”Kalau kamu nanti sudah sampai di Tanah Air, carikan saya anak yatim ya…!

Kalimat itu membuat rekannya kaget. Dalam hati ia berkata, “Belum pernah saya bertemu orang yang akan menghidupi anak yatim. Kalau orang yang mencari dana untuk anak yatim sih sering,”

Belakangan diketahui bahwa dengan hasil usahanya di negeri seberang itu, Pak Syarif telah membeli tanah, ladang dan sawah di kampung halamannya di Ngawi, Jawa Timur. Ia juga telah membeli mesin penggiling padi dan mesin pembuat tahu yang di kelola saudara-saudaranya. “Saya mempunyai cita-cita membuat semacam pesantren dan usaha untuk anak yatim. Alhamdulillah, hasil sawah, ladang, usaha penggilingan, insya Allah sudah bisa menghidupi lebih seratus anak yatim.”

Allahu Akbar, cerita itu sungguh menggetarkan sanubari rekan Pak Syarif, ia tidak menyangka bapak tua yang bertampang sangat ndeso itu memiliki tujuan mulia. “Saya ingin membangun rumah di Surga,” tutur Pak Syarif lirih kepadanya. Karena itu, si rekan pun dengan antusiasnya berujar, “Ya, saya siap membantu!”

Hati siapa yang tidak bergetar melihat apa yang diperbuat Pak Syarif. Di balik sosoknya yang sederhana menyimpan akhlak yang sangat mulia. Pak Syarif adalah segelintir orang yang berkeras untuk mengoptimalkan kerja tubuhnya (berjihad) dan kerja hati (ikhlas) untuk menggapai apa yang diimpikan oleh setiap muslim, yakni mencari ridha Allah.

Mari kita bercermin dari sikap Pak Syarif, sudahkah kita mengikutinya? Sudahkah kita mengalokasikan rezeki kita untuk mereka, anak-anak yatim yang mulia? Syukurlah jika kita sudah melakukannya atau berniat untuk mengikutinya.

Berbuat baik terhadap anak yatim adalah salah satu misi terpenting dalam Islam. Al-Qur’an membahas masalah ini sebanyak 23 kali. Bahkan tanda bahwa orang tersebut benar imannya adalah berbuat baik kepada anak yatim (lihat QS. Al-Baqarah: 177).

Banyak bencana terjadi di negeri kita, seperti tsunami, gempa, banjir, tanah longsor dan beberapa kecelakaan transportasi yang merenggut banyak korban jiwa. Ratusan anak kehilangan orang tuanya. Mereka tidak hanya membutuhkan dana untuk menggapai masa depan, tapi yang tak kalah pentingnya adalah mereka juga butuh perhatian dan kasih sayang.

Memang, lembaga pemerintah dan swadaya masyarakat membuat panti-panti mengasuh anak-anak tersebut. Namun, mereka sejatinya membutuhkan rumah dan keluarga untuk menggantikan yang telah terenggut dari mereka.

Rasulullah mengingatkan, “Sesungguhnya seorang laki-laki mengeluh kepada Nabi saw. Karena hatinya yang keras. Nabi berkata, ‘Usaplah kepala anak yatim dan berilah makan orang miskin’.” (HR.Ahmad).

Sungguh pahala yang luar biasa akan diberikan kepada mereka yang memelihara dan merawat anak yatim. ”Orang-orang yang memelihara anak yatim dijamin masuk surga, bagaikan dekatnya jari telunjuk dengan jari tengah.”(HR. Muslim).

Hadits tersebut menunjukan betapa besarnya pahala yang diterima bagi mereka yang memelihara anak yatim dengan penuh kasih sayang. Hadits yang lain menyebutkan bahwa pangkal keluarga yang selalu diterangi dengan kegembiran, kehangatan dan keharmonisan adalah rumah yang didalamnya terdapat anak yatim.

“Dan seburuk-buruknya rumah kaum muslimin adalah rumah yang di dalamnya terdapat anak yatim tapi anak itu diperlakukan dengan buruk.”(HR. Ibnu Majah)

Peringatan Rasulullah saw Itu benar terjadi. Kita tidak bisa menutup mata, banyak sekali peristiwa di mana anak yatim diperlakukan dengan tidak semestinya, menghardik, berlaku sewenang-wenang, diperlakukan dengan kasar, bahkan harta mereka diambil. Merekalah yang di dalam Al-Qur’an digolongkan sebagai pendusta agama.

Sumber : Rahasia Sunnah-Sunnah Nabi

Tuesday, November 29, 2016

Pidato Singkat Menyambut Kelahiran Bayi

Pidato Singkat Menyambut Kelahiran Bayi

Assalamu’alaikum wr wb

Bapak-apak,saudara-saudara yang kami hormati !

Terlebih daulu kita panjatkan puja dan puji syukur kehadirat allah swt,atas limpahan rahmat dan karunia yang tiada putus-putusnya yang dilimpahkan kepada kita semua.

Sebagai rasa syukur kami, mak hari ini kami atas nama shohibul hajjah berkenan mengundang sedikit selamatan atau kenduri sebagai adat orang kampung sini, mudah-mudahan awal kebahgiaan yang abadi dimasa mendatang.

Kemudian tak lupa kami menyampaikan rasa terimakasih yang tiada terhingga banyaknya atas kehadiran saudara-saudara yang telah sudi meluangkan waktu yang berharga untuk memberi do’a restu kepada putra kami yang lahir pada tanggal 30 bulan november dan tahun 2016.

Berkat do’a restu dari saudara-saudara sekalian, ibu dan anaknya lahir dalam keadaan selamat sehat wal afiat.

Hadirin yang kami hormati!

Pada kesempatan ini kami mohon disaksikan ole para hadirin, bahwa anak yang baru lahir kami beri nama :SATRIO PAMBUDI

Mudah-mudahan anak tersebut kelak menjadi harapan bangsa dan agama, taat kepada perintah-perintah Allah serta taat kepada kedua orang tuanya. Amin .

Akhirnya, kami sekeluarga dalam menyambut para hadirin ini terdapat kekurangan baik dalam penyambutan maupun dalam hidangan, kami minta maaf yang sebesar-besarnya.

Demikianlah sepatah dua kata yang dapat kami sampaikan pada kesempatan ini, semoga ada manfaatnya. Akhirul kalam.


Wassalamu’alaikum wr.wb

Pidato Bahasa Indonesia - Jujur Itu Hebat

Pidato Bahasa Indonesia - Jujur Itu HebatAssalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan anugerah, nikmat dan karunianya secara terus menerus dan berlapis-lapis di setiap waktunya. Dia yang Maha Hidup, selalu terjaga dan selalu menatap kehidupan hamba-hambanya. Pemeliharaannya mencakup bumi dan seisinya, pemberian-Nya tidak terhitung dan tak terkira, tidak ada ungkapan yang pernah cukup untuk menggambarkan keagungan dan kemuliaannya.

Shalawat dan salam semoga tercurah limpahkan kepada manusia terbaik sepanjang zaman yang mendedikasikan hidupnya untuk menghidupkan agama islam di muka bumi, tidak lain dan tidak bukan adalah Habibana Wanabiyana Muhammad Saw, beserta seluruh keluarganya, sahabatnya-tabi’in nya dan semoga kita semua selaku umatnya.

Hadirin yang dirahmati Allah

Pada kesempatan kali ini izinkanlah saya menyampaikan pidato tentang hebatnya sebuah kejujuran. Barang kali kita semua dapat melihat betapa saat ini kejujuran adalah suatu hal yang amat langka di temukan. Kejujuran begitu menjadi mahal dan dirindukan karena keberadaannya yang begitu asing saat ini. Barang kali pernah merasa bahwa sulit sekali untuk berperilaku jujur dan butuh sekali suatu keberanian dalam mengambil resiko ketika kita telah memutuskan untuk bersikap jujur.

Hal ini bukan tidak mungkin dialami oleh para pejabat pemerintahan yang mungkin dalam setiap harinya selalu di kelilingi uang yang tak jelas sumbernya. Keinginan bersikap jujur ini sering kali menjadi sebuah harga apakah kita akan bertahan atau bahkan mundur. Kejujuran adalah wujud ketulusan hati atau kelurusan hati seseorang dalam bertindak. Kelurusan hati ini mengandaikan adanya keselarasan antara hati dengan sesuatu yang benar atau lurus, seperti kebenaran yang diyakininya atau kebenaran yang ada dalam aturan-aturan yang berlaku dalam masyarakat dimana seseorang hidup. Kejujuran dalam arti inilah yang hendaknya diterapkan dalam kehidupan bersama dimanapun dan kapanpun kita berada.

Kelurusan hati, yah barang kali frasa ini lah yang tepat menggabarkan bagaimana kejujuran itu diperbuat. Kelurusan hati untuk tidak mengingkari kebaikan dan kebenaran nurani, kelurusan hati untuk tunduk sesuai dengan kebaikan dan kebenaran yang diajarkan agama dan juga yang berasal dari masyarakat. Kelurusan hati inilah barang kali indikator apakah seseorang telah bersikap jujur atau belum.

Hadirin yang berbahagia

Salah seorang tokoh yang bernama Franz Magnis-Suseno (1993), pernah mengatakan bahwa ada dua sikap jujur dalam berhubungan dengan orang lain yaitu, bersikap terbuka dengan orang lain dan bersikap fair. Sikap terbuka berarti selalu tampil sebagai diri sendiri, tampil apa adanya tanpa kepalsuan atau ketidakaslian. Kita selalu menampilkan diri sebagaimana kita sesungguhnya bukan karena keinginan orang lain. Jadi, dalam pikiran, perkataan, dan berperilaku harus selalu terealisasi sesuai keberadaan kita yang sebenarnya, bukan karena kita malu atau takut dengan sesuatu. Bersikap fair, artinya kita bersikap sesuai norma terhadap orang lain. Kita memperlakukan orang lain dengan standar-standar norma dan kaidah yang berlaku sebagaimana ia diperlakukan oleh orang lain

Barang kali dari pendapat Frans Magnis Suseno ini kita tahu bahwa kejujuran tidak hanya berkaitan dengan orang lain melainkan dengan diri sendiri pula. Kita menjadi jujur jika melakukan suatu hal karena memang hal itu adalah hal yang asli dari diri kita sendiri, singkatnya tidak dibuat-buat dan tidak dipaksakan. Jujur terhadap orang lain salah satunya dilakukan dengan memperlakukan orang lain dalam standar baik dan buruk terhadap diri sendir. Apa yang menurut diri sebagai suatu hal yang menyulitkan dan menyakitkan, maka hal yang sama pun berlaku pada orang lain.

Hadirin yang berbahagia

Kejujuran adalah bagian dari karakter atau akhlak seseorang yang dapat mengantarkannya pada jalan menuju surga. Singkatnya hadiah kejujuran adalah surga karena kita tahu bahwa tidak mudah menjadi orang jujur. Saking beratnya berperilaku jujur, banyak orang yang beropini bahwa mereka yang jujurlah justru yang akan kalah. Maksudnya adalah bahwa orang yang jujur tergerus oleh banyak ketidakjujuran ynag banyak orang lakukan. Untuk itu maka tepat sekali jika orang yang hebat adalah mereka yang mampu mempertahankan sikap jujur dalam setiap lini kehidupannya.

Kejujuran memang menjadi barang langka saat ini, betapa tidak hampir di setiap aspek kehidupan ketidakjujuran menyelimutinya. Dari aspek pendidikan yang notabenenya ditujukan untuk membentuk karakter bangsa sampai bidang politik yang bergerak untuk mensejahterakan rakyat. Bentuk-bentuk ketidakjujuran dalam aspek pendidikan itu sendiri sudah banyak kita temui misalnya fenomena menyontek yang tidak pernah berakhir dan hampir-hampir menjadi budaya, isu plagiarisme, ujian nasional yang tidak jujur dan sebagainya.

Di bidang politik sendiri telah banyak kita temui kasus korupsi, kolusi dan nepotisme yang sulit dipisahkan dari kehidupan para pengemban amanah rakyat. Korupsi sendiri menjadi salah satu bentuk kebohongan yang berantai yang melibatkan banyak pihak. KPK sendiri sebagai bagian dari lembaga yang bertugas memberantas tindakan ketidakjujuran ini dituntut untuk tangguh dalam menghadapi berbagai resiko baik dalam bentuk fisik maupun psikis. KPK adalah salah satu contoh lembaga hebat yang berdedikasi memberantas kebatilan.

Dalam bidang sosial sendiri terdapat pelbagai hubungan yang didasari ketudakjujuran. Kasus-kasus sosial seperti perselingkuhan dalam rumah tangga, cara berdagang dalam keseharian, dan interaksi sosial lainnya tidak jarang dibumbui dengan berbagai kebohongan. Kebohongan yang satu menutupi kebohongan lainnya sehingga menjadi bom waktu yang siap meletus kapan saja.

Hadirin yang berbahagia

Betapa hebatnya orang yang kukuh dan istiqomah dalam kebaikannya, betapa mengagumkan orang yang tetap bijak dalam memandang setiap perkara kehidupan entah yang berkonotasi baik ataupun sulit, betapa tangguhnya orang yang tetap bertahan dalam kebaikan meskipun dalam keadaan rumit. Semua rangkaian kebaikan ini adalah sebaik-baiknya jalan menuju keridhoan-Nya.

Karakter jujur ini memang sangat efektif ditanamkan sejak masa kanak-kanak. Kejujuran perlu untuk dipraktekan dan dibiasakan sejak kecil. Kebiasaan baik ini akan lebih terbangun secara positif ketika seiring perjalanan waktu orang mengerti bahwa agama dan masyarakat sosial begitu mencintai dan merindukan perilaku jujur. Pada intinya kejujuran ini harus menjadi bagian yang mendarah daging dalam diri manusia dimana pada akhirnya manusia itu sendirilah yang membutuhkan kejujuran ini karena menjadi begitu risau pada setiap ketidakjujuran.

Berkaitan dengan kejujuran ini Rasulullah Saw, bersabda: Wajib kepadamu berlaku benar, karena sesungguhnya kebenaran itu membawa kepada kebaikan membawa ke surga. Seseorang tidak henti-hentinya berkata dan berlaku benar dan mengusahakan sungguh-sungnguh akan kebenaran, sehingga dicatat ia disisi Allah sebagai seorang siddiq (orang yang selalu benar) (Riwayat Bukhori).

Jika suatu hasil disetarakan dengan seberapa besar proses maka barang kali hadiah surga bagi orang-orang jujur ini merupakan harga yang setimpal dari perjuangan dalam mempertahankan kejujuran itu sendiri. Hari ini kehebatan tidak lagi ditemukan pada orang yang membawa senjata karena memang bukan masa nya lagi. Namun kehebatan barang kali tentang seberapa orang mampu untuk menjadi orang yang jujur dan lurus hati untuk tidak berdusta pada bisikan nuraninya. Bukankah saat ini kita begitu mudah menemukan orang yang mengabaikan teriakan kebaikan nuraninya?

Hadirin yang berbahagia

Barang kali demikianlah yang dapat saya sampaikan, kurang dan lebihnya mohon dimaklumi dan dimaafkan. Akhir kata semoga kita dapat menjadi bagian dari orang-orang yang mampu bertahan dalam kejujuran di tengah dunia yang seolah-olah tidak menghendaki keberadaan orang-orang jujur. Billahi Taufik Wal Hidayah Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Sumber : http://www.pidatu.com/2016/10/pidato-tentang-jujur-itu-hebat.html

Jauhi Sifat Riya'

Jauhi Sifat Riya'

Allah SWT berfirman :
“Dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang keluar dari kampungnya dengan rasa angkuh dan dengan maksud riya’ kepada manusia serta menghalangi (orang) dari jalan Allah. Dan (ilmu) Allah meliputi apa yang mereka kerjakan.” (Al-Anfal : 47)

Dikisahkan dari orang-orang shaleh. Pada suatu malam ketika waktu sahur tiba, aku berada di dalam kamarku sambil membaca Al-Qur’an surat Thaha, sesudah selesai membaca Al-Qur’an surat Thaha, aku terlelap tidur, dalam tidur itu aku melihat seorang turun dari langit dan membawa secarik kertas, diberikannya secarik kertas itu kepadaku. Ternyata kertas tersebut berisi surat Thaha yang telah aku baca tadi, dibawah setiap hurufnya terdapat sepuluh kebaikan, kecuali satu kalimat, aku melihat satu kalimat kosong dan dibawahnya tidak terdapat apa-apa, lalu aku pun berkata : “Sungguh aku telah membaca kalimat tersebut namun kenapa sekarang saya tidak bisa melihatnya dan juga nilai kalimat itu”, kemudian dia berkata “Kamu benar bahwa kamu telah membaca dan kami juga telah menulisnya, hanya saja kami mendengar orang-orang berteriak dari arah Arasy dan berkata “Hapuslah kalimat itu dan hilangkanlah pahala dari kalimat itu”, maka kami menghapusnya, lalu dalam mimpi aku menangis dan bertanya “Mengapa engkau melakukan itu?”, dia menjawab “Pada waktu membacanya kamu melihat ada seorang laki-laki yang lewat kemudian kamu mengeraskan bacaanmu karena dia, karenanya terhapuslah pahala pada kalimat yang kamu baca karena riya’ itu.”

Dari cerita tersebut jelaslah sudah bahwa pahala keikhlasan amal seseorang sering dirusakkan karena riya’ kepada orang lain.

Ikhlasnya amal adalah manakala benar-benar timbul dalam perasaan kita keinginan melakukan sesuatu murni karena Allah, karena mengagungkan perintah-Nya maupun karena memuliakan-Nya, baik amal yang kita lakukan berupa amal ibadah bisa maupun amal yang berhubungan dengan harta benda (fisik).

Monday, November 28, 2016

Sumber-sumber Rezeki dari Allah

Sumber-sumber Rezeki dari Allah

Sumber-sumber rezeki atau kunci-kunci rezeki di dunia ini masih amat banyak sekali. Yang banyak-banyak itu mungkin selama ini sudah diketahui, tetapi tidak diperhatikan.

Maka terlebih dahulu saya ingatkan:
Jangan fanatic kepada salah satu pekerjaan, atau salah satu jalan mencari rezeki yang halal itu. Sekali lagi jangan fanatic.

Kefanatikan kepada sesuatu itulah yang sering menutup mata, sehingga tidak mau memperhatikan kepada yang lain.

Padahal selain yang difanatiki itu, masih amat banyak, dan lebih baik dan lebih tepat.

Fanatic pasar umpamanya, juga tidak baik. Karena fanatic itu, mata tidak mau melihat kepada yang lain, hati tidak mau memperhatikan kepada yang lain.

Jika yang difanatiki itu terhalang, atau gagal, maka menjadi kecewa. Kecewanya karena sudah fanatic menjadi terlalu. Terlalu kecewa bisa merusak badan, bisa merusak fikiran, salah-salah bisa jadi gila.

Begitu pula fanatic kepada sesuatu pekerjaan. Sekiranya ada yang fanatic kepada menjadi pegawai negeri, maka sekira tidak berhasil, atau harapan berhasilnya kecil, dia merasa dunianya gelap/sempit.

Ini suatu perasaan dan pendapat yang sangat salah. Apabila seseorang sudah memegang suatu pekerjaan, harus tekun dan penuh kesungguhan, dan tidak usah fanatic.

Jadi andaikata menemui rintangan, atau menemui jalan buntu sama sekali, jangan bingung, dan jangan buta. Bukalah mata, pandanglah dunia ini. Tengok ke atas, ke bawah, ke kanan dan ke kiri. Nanti akan mengerti dan akhirnya yakin bahwa dunia ini masih luas.

Dalam surat Al-Ankabut ayat 56 diterangkan sebagai berikut :
Artinya : “ Hai Hamba-hamba-Ku yang beriman, sesungguhnya bumi-Ku ini luas, maka sembahlah Aku saja”.

Dalam surat Az-Zumar ayat 10 dijelaskan lagi :
Artiya : “Katakanlah, Hai Hamba-hamba-Ku yang beriman, bertaqwalah kepada Tuhanmu. Orang-orang yang berbuat baik di dunia akan memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang aka dicukupkan ganjaran mereka, tanpa batas”.

Maka dari itu jangan sekali-kali merasa dunianya sempit.

Di dalam ayat-ayat itu selalu dihubung-hubungkan dengan taqwalah dan hanya takut kepada Allah.

Tidak perlu takut dipecat dari jabatan umpamanya, atau takut kepada siapa-siapa. Jangan pula takut tidak mendapat rezeki. Ingat firman Allah dalam surat Hud ayat 6 yang artinya :
“Dan tidak satu binatang melata pun dibumi, melainkan Allah yang memberi rezekinya”.


Tetapi yang dijamin itu harus bergerak, merangkak, tidak duduk-duduk saja,termenung dan lain sebagainya.

Sunday, November 27, 2016

Perkara yang Membatalkan Shalat

perkara yang membatalkan shalat
Di antara hal-hal yang membatalkan shalat sebagaimana yang telah dijabarkan oleh para fuqaha adalah sebagai berikut :


1. Berbicara Dengan Sengaja

Berbicara dengan sengaja yang dimaksud disini bukanlah berupa bacaan bacaan dalam AlQuran, dzikir atau pun do’a. Akan tetapi merupakan pembicaraan yang sering dilakukan manusia dalam kehidupan sehari-harinya. Hal ini sesuai dengan hadits Rasulullah saw. yang di riwayatkan Imam Bukhari dan Imam Muslim (Muttafaqun ‘Alaih)

ِArtinya:

“Dari Zaid bin Al-Arqam ra berkata,”Dahulu kami bercakap-capak pada saat shalat. Seseorang ngobrol dengan temannya di dalam shalat. Yang lain berbicara dengan yang disampingnya. Hingga turunlah firman Allah SWT “Peliharalah semua shalat, dan shalat wusthaa . Berdirilah untuk Allah dengan khusyu”. Maka kami diperintahkan untuk diam dan dilarang berbicara dalam shalat”. (HR. Jamaah kecuali Ibnu Majah).

Perkataan yang keluar disaat shalat, baik itu satu kata ataupun hanya satu huruf akan membatalkan shalat jika dilakukan dengan sengaja. Berbeda bila seseorang melakukannya tanpa sadar alias tidak disengaja, ataupun melakukannya tanpa tahu hukumnya maka syari’ memberikan keringanan bagi orang yang melakukannya (berbicara dalam shalat), selama perkataan atau atau pun kata yang disebutkan masih dalam kategori sedikit. Dalam satu riwayat dikatakan tidak lebih dari 6 kata.

2. Makan dan Minum

Makan dan minum adalah salah satu perbuatan yang dapat membatalkan shalat. Apabila seseorang makan atau pun minum ketika melaksanakan shalat dengan sengaja, maka shalatnya batal. Hal ini disebabkan karena akan menghilangkan kemulian dalam shalat. perbuatan makan dan minum dalam shalat ini, baik sedikit ataupun banyak selama dilakukan dengan sengaja tetap akan membatalkan shalatnya.

Adapun jika perbuatan makan dan minum dalam shalat ini dilakukan tanpa disengaja, maka disyaratkan dalam hal tersebut tidak lebih dari kadar humsah الحمصة (tidak bisa dibakar ataupun di masak kembali), yaitu kadar/batasan yang menjadi kebiasaan dalam kehidupan. Maka shalatnya tidak batal. Dan apabila di dalam mulut seseorang ada sisa gula atau sesuatu yang bisa mencair atau pun meleleh ketika melaksanakan shalat, maka jika ia menelannya akan membatalkan shalatnya.

3. Banyak Gerakan dan Terus Menerus

Yang dimaksud adalah gerakan yang banyak dan berulang-ulang terus dan bukan merupakan gerakan yang terdapat dalam shalat. Mazhab Imam Syafi’i memberikan batasan sampai tiga kali gerakan berturut-turut sehingga seseorang batal dari shalatnya.

Namun bukan berarti setiap ada gerakan langsung membatalkan shalat. Sebab dahulu Rasulullah SAW pernah shalat sambil menggendong anak (cucunya).

Rasulullah SAW shalat sambil mengendong Umamah, anak perempuan dari anak perempuannya. Bila beliau SAW sujud, anak itu diletakkannya dan bila berdiri digendongnya lagi”. (HR. Bukhari dan Muslim)

Bahkan beliau SAW memerintah orang yang sedang shalat untuk membunuh ular dan kalajengking (al-aswadain). Dan beliau juga pernah melepas sandalnya sambil shalat. Kesemuanya gerakan itu tidak termasuk yang membatalkan shalat.

4. Membelakangi atau Tidak Menghadap Kiblat

Bila seseorang shalat dengan membelakangi kiblat dengan sengaja, atau di dalam shalatnya melakukan gerakan hingga badannya bergeser arah hingga membelakangi kiblat , maka shalatnya itu batal dengan sendirinya.

Hal ini ditandai dengan bergesernya arah dada orang yang sedang shalat itu, menurut kalangan Ulama Syafi’iyah dan Ulama Hanafiyah. Sedangkan menurut Ulama Mazhab Malikiyah, bergesernya seseorang dari menghadap kiblat ditandai oleh posisi kakinya. Sedangkan menurut Mazhab Hanabilah, ditentukan dari seluruh tubuhnya.

Kecuali pada shalat sunnah, dimana menghadap kiblat tidak menjadi syarat shalat. Rasulullah SAW pernah melakukannya di atas kendaraan dan menghadap kemana pun kendaraannya itu mengarah.

Namun yang dilakukan hanyalah shalat sunnah, adapun shalat wajib belum pernah diriwayatkan bahwa beliau pernah melakukannya. Sehingga sebagian ulama tidak membenarkan shalat wajib di atas kendaraan yang arahnya tidak menghadap kiblat. Namun, dalam kondisi darurat, tidak menghadap kiblat dibolehkan, selama yang bersangkutan sudah berusaha semaksimal mungkin untuk tetap menghadap kiblat, misal orang yang habis operasi berat dan tidak mungkin menggeser-geser tempat tidurnya atau orang yang berada dalam bus umum yang perjalanannya tidak mengarah ke arah kiblat, sementara sopirnya tidak toleran terhadap orang-orang yang mau shalat. Maka jika mungkin, di waktu takbiratul ihram, tetap menghadap kiblat, tapi jika tidak mungkin (misalnya karena menghadap kiblat berarti menghadap ke sandaran kursi), maka dibolehkan menghadap sesuai arah bus. Namun, jika bisa mengusahakan bus berhenti di waktu shalat, maka ini adalah yang terbaik.

5. Terbuka Aurat Secara Sengaja

Bila seseorang yang sedang melakukan shalat tiba-tiba terbuka auratnya secara sengaja, maka shalatnya otomatis menjadi batal. Baik dilakukan dalam waktu yang singkat ataupun terbuka dalam waktu yang lama. Namun jika auratnya terbuka tanda disengaja dan bukan dalam waktu yang lama, maksudnya hanya terbuka sekilas dan langsung ditutup lagi, para Ulama dari mazhab Syafi’iyah dan Ulama Hanabilah mengatakan tidak batal.

Namun Ulama Mazhab Malikiyah mengatakan secepat apapun ditutupnya, kalau sempat terbuka, maka shalat itu sudah batal dengan sendirinya.

Namun perlu diperhatikan bahwa yang dijadikan sandaran dalam masalah terlihat aurat dalam hal ini adalah bila dilihat dari samping, atau depan atau belakang. Bukan dilihat dari arah bawah seseorang. Sebab bisa saja bila secara sengaja diintip dari arah bawah, seseorang akan terlihat auratnya. Namun hal ini tidak berlaku.

6. Mengalami Hadats Kecil atau Besar

Bila seseorang mengalami hadats besar atau kecil, maka batal pula shalatnya. Baik terjadi tanpa sengaja atau secara sadar.

Namun harus dibedakan dengan orang yang merasa ragu-ragu dalam berhadats. Para ulama mengatakan bahwa rasa ragu tidak lah membatalkan shalat. Shalat itu baru batal apabila memang ada kepastian telah mendapat hadats.

7. Tersentuh Najis baik pada Badan, Pakaian atau Tempat Shalat

Bila seseorang yang sedang shalat terkena benda najis, maka secara langsung shalatnya menjadi batal. Namun yang dijadikan patokan adalah bila najis itu tersentuh tubuhnya atau pakaiannya dan tidak segera ditepis/tampiknya najis tersebut maka batallah shalatnya tersebut. Adapun tempat shalat itu sendiri bila mengandung najis, namun tidak sampai tersentuh langsung dengan tubuh atau pakaian, shalatnya masih sah dan bisa diteruskan.

Demikian juga bila ada najis yang keluar dari tubuhnya hingga terkena tubuhnya, seperti mulut, hidung, telinga atau lainnya, maka shalatnya batal.

Namun bila kadar najisnya hanya sekedar najis yang dimaafkan, yaitu najis-najis kecil ukuran, maka hal itu tidak membatalkan shalat.

8. Tertawa

Orang yang tertawa dalam shalatnya, batallah shalatnya itu. Maksudnya adalah tertawa yang sampai mengeluarkan suara. Adapun bila sebatas tersenyum, belumlah sampai batal shalatnya.

9. Murtad, Mati, Gila atau Hilang Akal

Orang yang sedang melakukan shalat, lalu tiba-tiba murtad, maka batal shalatnya. Demikian juga bila mengalami kematian. Dan orang yang tiba-tiba menjadi gila dan hilang akal saat sedang shalat, maka shalatnya juga batal.

10. Berubah Niat

Seseorang yang sedang shalat, lalu tiba-tiba terbetik niat untuk tidak shalat di dalam hatinya, maka saat itu juga shalatnya telah batal. Sebab niatnya telah rusak, meski dia belum melakukan hal-hal yang membatalkan shalatnya.

11. Meninggalkan Salah Satu Rukun Shalat dengan sengaja

Apabila ada salah satu rukun shalat yang tidak dikerjakan dengan sengaja, maka shalat itu menjadi batal dengan sendirinya. Misalnya, seseorang tidak membaca surat Al-Fatihah lalu langsung ruku’, maka shalatnya menjadi batal. Namun jika lupa, dan ingat selama masih dalam shalat maka dia harus melakukan sujud syahwi sebelum salam, jika lupa pula untuk sujud syahwi, maka bisa dilakukan setelah salam.

Kecuali dalam kasus shalat berjamaah dimana memang sudah ditentukan bahwa imam menanggung bacaan fatihah makmum, sehingga seorang yang tertinggal takbiratul ihram dan mendapati imam sudah pada posisi rukuk, dibolehkan langsung ikut ruku’ bersama imam dan telah mendapatkan satu rakaat.

Demikian pula dalam shalat jahriyah (suara imam dikeraskan), dengan pendapat yang mengataka bahwa bacaan Al-Fatihah imam telah menjadi pengganti bacaan Al-Fatihah buat makmum, maka bila makmum tidak membacanya, tidak membatalkan shalat.

12. Mendahului Imam dalam Shalat Jama’ah

Bila seorang makmum melakukan gerakan mendahului gerakan imam, seperti bangun dari sujud lebih dulu dari imam, maka batal-lah shalatnya. Namun bila hal itu terjadi tanpa sengaja, maka tidak termasuk yang membatalkan shalat.

AS-Syafi’iyah mengatakan bahwa batasan batalnya shalat adalah bila mendahului imam sampai dua gerakan yang merupakan rukun dalam shalat. Hal yang sama juga berlaku bila tertinggal dua rukun dari gerakan imam.

13. Terdapatnya Air bagi Orang yang Shalatnya dengan Tayammum

Seseorang yang bertayammum sebelum shalat, lalu ketika shalat tiba-tiba terdapat air yang bisa dijangkaunya dan cukup untuk digunakan berwudhu’, maka shalatnya batal. Dia harus berwudhu’ saat itu dan mengulangi lagi shalatnya.

14. Berubah Niat

Niat adalah salah satu rukun dalam shalat, jika rukun tersebut tidak terpenuhi maka tidak sah shalatnya tersebut. Seseorang yang sedang melaksanakan shalat, kemudian dia berniat keluar dari shalatnya tersebut, atau ada sesuatu kejadian yang membuat (mushalli) keluar dari shalatnya, maka shalatnya tersebut akan menjadi batal dengan berubah niatnya tersebut, karena shalat harus dimulai dengan niat yang pasti.

15. Mengucapkan Salam Secara Sengaja

Bila seseorang mengucapkan salam secara sengaja dan sadar, maka shalatnya batal. Dasarnya adalah hadits Nabi SAW yang menyatakan bahwa salam adalah hal yang mengakhiri shalat. Kecuali lafadz salam di dalam bacaan shalat, seperti dalam bacaa tahiyat.

Wallahu 'Alamu..

Sumber : Browsing internet

Thursday, November 24, 2016

Arti Kebahagiaan Menurut Islam

Arti Kebahagiaan Menurut Islam

Kita hidup di dunia mengejar-ngejar ridha Allah. Kita shalat, puasa, sedekah, mencari ilmu tiada lain hanya untuk mendapatkan ridha Allah.

Apabila kita di ridhai oleh Allah maka kita akan mendapatkan kebahagiaan. Jadi, kebahagiaan itu ada pada ridha Allah. Sedangkan sangkaan sebagian manusia, kebahagiaan itu ada pada harta, sehingga mereka sibuk mencari harta kesana kemari tidak mengenal halal atau haram yang penting dapat harta karena ingin hidup bahagia. Ternyata, setelah dapat harta, yang datang kepada dia bukannya kebehagiaan malah kesusahan karena hartanya ada yang nyuri misalnya, atau dianya ditangkap sama kpk, atau tiba-tiba dia terkena penyakit yang membahayakan, atau keluarganya terkena musibah karena berebut harta, akhirnya dia bukannya bahagia malah menjadi susah. Jadi sekali lagi, kebahagian yang sesungguhnya adalah ada pada ridha Allah bukan pada harta.

Dimana adanya ridha Allah itu? Ridha Allah itu ada pada jalan yang diridhai oleh Allah yaitu pada amal kebaikan, seperti pada shalat, puasa, sedekah, mencari ilmu, shilaturahmi dan sebagainya. Dan perlu kita ketahui, bahwa tidak setiap orang yang mengerjakan kebaikan mendapatkan ridha Allah, itu rahasia Allah dan tergantung pada niat pada waktu mengerjakannya, karena segala perbuatan itu tergantung pada niat.

Jadi kesimpulannya, kita di dalam mengerjakan kebaikan atau beribadah kepada Allah, harus dibarengi dengan niat yang tulus, ikhlash, insya Allah kita akan mendapatkan ridhanya-Nya.

Makna Ibadah Dalam Islam

Makna Ibadah Dalam Islam Terlengkap

Kita hidup di dunia diberi tugas oleh Allah yaitu beibadah kepada-Nya. Jadi ibadah itu tugas kita semua.

Allah SWT telah berfirman yang artinya, "Dan tidak Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepadaKu".

Dari firman Allah tersebut dijelaskan, bahwa yang diperintah beribadah itu adalah jin dan manusia. Jadi maunsia atau jin yang tidak beribadah kepada Allah semasa hidupnya, maka akan dimintai pertanggung jawaban oleh Allah. Oleh karena itu, jin juga sama seperti manusia, ada yang beriman, ada juga yang kafir, ada yang baik, dan ada juga yang jahat.

Dan satu lagi firman Allah dalam surat Al Baqarah yang artinya, "Wahai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang sebelum kamu, agar kamu menjadi orang yang taqwa".

Dari ayat tesebut kita dapat penjelasan, bahwa kita beribadah itu harus kepada Tuhan yang telah menciptakan kita, siapakah yang telah menciptakan kita itu? Yaitu Allah. Allah adalah Tuhan pencipta sekaligus pemilik segala sesuatu yang ada dilangit dan di bumi.

Dan kita diperintah beribadah oleh Allah agar kita menjadi orang yang takwa, yaitu orang yang selalu melaksanakan perintah Allah, dan menjauhi semua larangan-Nya.

Dan yang terakhir, di dalam beribadah itu kita harus tahu ilmunya, contoh ibadah shalat, maka kita harus tahu ilmu tentang shalat, ibadah puasa, maka kita harus tahu ilmu tentang puasa, sebab ibada ibadah tidak dengan ilmunya maka tidak akan diterima oleh Allah.

Wednesday, November 23, 2016

Kisah Seekor Ulat Dengan Nabi Daud A.S

Kisah Seekor Ulat Dengan Nabi Daud A.S

Dalam sebuah kitab Imam Al-Ghazali menceritakan pada suatu ketika tatkala Nabi Daud A.S sedang duduk dalam suraunya sambil membaca kitab az-Zabur, dengan tiba-tiba dia terpandang seekor ulat merah pada debu.
Lalu Nabi Daud A.S. berkata pada dirinya, "Apa yang dikehendaki Allah dengan ulat ini?"

Setelah Nabi Daud selesai berkata begitu, maka Allah pun mengizinkan ulat merah itu berbicara. Lalu ulat merah itu pun mula berbicara kepada Nabi Daud A.S. "Wahai Nabi Allah! Allah S.W.T telah mengilhamkan kepadaku untuk membaca ‘Subhanallahu walhamdulillahi wala ilaha illallahu wallahu akbar’ setiap hari sebanyak 1000 kali dan pada malamnya Allah mengilhamkan kepadaku supaya membaca ‘Allahumma solli ala Muhammadin annabiyyil ummiyyi wa ala alihi wa sohbihi wa sallim’ setiap malam sebanyak 1000 kali.

Setelah ulat merah itu berkata demikian, maka dia pun bertanya kepada Nabi Daud A.S, "Apakah yang dapat kamu katakan kepadaku agar aku dapat faedah darimu?"
Karena pertanyaan Nabi Daud tersebut terkesan meremehkan kata-kata semut tadi. Nabi Daud segera tersadar bahwa telah memandang sebelah mata kepada ulat tersebut, dan dia sangat takut kepada Allah S.W.T.. Maka Nabi Daud A.S. pun bertaubat dan menyerah diri kepada Allah S.WT.

Begitulah sikap para Nabi A.S. apabila mereka menyadari kekhilafan yang telah dilakukan maka dengan segera mereka akan bertaubat dan menyerah diri kepada Allah S.WT. Kisah- kisah yang berlaku pada zaman para Nabi bukanlah untuk kita ingat sebagai bahan sejarah, tetapi hendaklah kita jadikan sebagai teladan supaya kita tidak memandang rendah kepada apa saja makhluk Allah yang berada di bumi yang sama-sama kita tumpangi ini.

Dikutip dari 115 Kisah Teladan Penuh Hikmah [ ALLAH TIDAK PERNAH TIDUR ]
Pnerbit : Karta Media
Wendy Setyawan, S.IP


Sumber: http://kolom.abatasa.co.id/kolom/detail/hikmah/1121/kisah-seekor-ulat-dengan-nabi-daud-as.html

Kisah Sang Dermawan Fatimah Az-Zahra

Sang Dermawan Fatimah Az-Zahra

Kisah Sang Dermawan Fatimah Az-Zahra - Kedermawanan Fatimah Az-Zahra sukar dicari tandingannya. Ia adalah putri Nabi Muhammad SAW.
Pada suatu hari, datang seorang laki-laki menghadap Rasulullah. Pakaian laki-laki itu compang-camping sehingga bagian perut dan lututnya kelihatan. Dia sangat lemah.

“Ya Rasulullah. Aku lapar sekali dan hampir telanjang karena pakaianku compang-camping begini. Berilah sedikit makanan dan secarik kain untuk menutup auratku,” pinta laki-laki miskin itu.

Rasulullah selalu berderma kepada fakir miskin. Namun, sekali ini beliau tidak mempunyai apa-apa yang biasa diberikan kepada peminta-minta itu. Tidak ada makanan dan kain untuk didermakan.
“Aku tidak punya apa-apa yang bisa kuberikan kepadamu,” kata Rasulullah. “Cobalah datang kerumah anakku Fatimah. Itu rumahnya.”
“Baiklah. Aku akan kesana,” kata orang itu.
Di depan rumah Fatimah, orang itu berseru-seru, “Hai keluarga Nabi! Hai, penghuni tempat yang sering di datangi Malaikat!”
Fatimah Az-Zahra mendengar seruan itu. Ia membuka pintu rumahnya. Dilihatnya seorang Arab Badawi (Arab pegunungan) yang terlihat lemas dan pakaian compang-camping.
“Ada apa?” Tanya Fatimah.
“Aku baru saja menemui ayahmu.. beliau tidak punya apa-apa yang biasa didermakan kepadaku,” kata orang itu. Hai, putri Nabi, tolonglah aku.”
Fatimah kebingungan, keadaannya sama dengan keadaan ayahnya. Tidak punya apa-apa yang biasa didermakan kepada orang lain. Secuil makanan pun tidak ada, apalagi secarik kain.

Fatimah mencari-cari sesuatu yang bisa diberikan kepada orang itu. Ia melihat anak lelakinya, Al Hasan, duduk diatas selembar kulit kambing. Fatimah mengambil kulit kambing yang telah dikeringkan itu.
“Hanya ini yang bisa kuberikan kepadamu,” katanya.
“Hai, putri Muhammad! Aku datang karena lapar dan hampir telanjang. Yang kau berikan hanya selembar kulit kambing. Ini tidak bisa menolongku,” kata orang Arab Badawi itu. “Berikanlah sesuatu yang lain.”

Fatimah makin kebingungan. Apa lagi yang bisa diberikan kepada orang itu? Tidak sengaja Fatimah meraba lehernya. Di leher itu ada seuntai kalung yang dikenakannya. Dulu kalung itu milik Hamzah bin Abdul Muthalib. Hamzah adalah paman Rasulullah. Hamzah memberikan kalung itu sebagai hadiah perkawinan kepada Fatimah. Hanya kalung itulah milik Fatimah yang bisa didermakan. Fatimah pun melepaskan kalung pemberian Hamzah itu. Di berikannya kepada orang Arab Badawi.
“Hanya ini yang bisa kuberikan ,” katanya.
“Terima kasih, wahai putri Rasulullah. Semoga Allah memberkahimu.”

Orang Arab Badawi itu pergi membawa kalung pemberian Fatimah. Betapa berharganya kalung itu. Namun, Fatimah rela memberikannya kepada orang yang membutuhkan pertolongan. Kedermawanan Fatimah Az-Zahra memang sulit dicari tandingannya.

kisah pengemis buta di zaman rasulullah

Kisah Pengemis Buta

Kisah Pengemis Buta di Zaman Rasulullah. Di sudut pasar Madinah Al-Munawarah, hidup seorang pengemis Yahudi yang buta. Dia sangat membenci Nabi Muhammad SAW meskipun belum pernah melihatnya. Setiap hari, dia selalu berkata kepada siapa saja yang datang mendekatinya, “Wahai saudaraku jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir. Apabila kalian mendekatinya, kalian akan dipengaruhinya.”
Setiap pagi Nabi Muhammad SAW mendatanginya dengan membawa makanan. Tanpa sepatah kata pun, Nabi Muhammad SAW menyuapi si Pengemis Yahudi itu. Setiap Nabi Muhammad SAW datang, pengemis itu selalu berkata, “Jangan mendekati Muhammad karena dia adalah orang gila, pembohong, dan tukang sihir.” Pengemis itu tidak tahu bahwa yang dihadapinya, yang setiap hari menyuapinya makan adalah Nabi Muhammad SAW. Akan tetapi, Nabi Muhammad tidak berkata apa-apa. Beliau terus saja datang mengunjungi pengemis buta itu sampai menjelang wafat. Setelah Nabi Muhammad wafat, tidak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu.
Suatu hari, Abu Bakar ra berkunjung ke rumah anaknya, Aisyah ra. Ia bertanya kepada anaknya, “Anakku, adakah sunnah Rasulullah SAW yang belum aku kerjakan?”
“Ayah, engkau adalah ahli sunnah, hampir tidak ada satu sunnah pun yang belum ayah lakukan, kecuali satu sunnah,” jawab Aisyah ra.
“Apakah itu?” Tanya Abu Bakar ra.
“Setiap pagi Rasulullah SAW selalu pergi kie ujung pasar sambil membawa makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang berada di sana,” ucap Aisyah ra.
Keesokan harinya, Abu Bakar ra pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk diberikan kepada pengemis buta itu. Abu Bakar ra mendatangi pengemis itu dan memberikan makanan kepadanya. Ketika Abu Bakar ra mulai menyuapinya, si pengemis marah.
“Siapa kamu?” Tanya si pengemis buta itu.
“Aku orang yang biasa datang mengunjungimu,” jawab Abu Bakar ra.
“Bukan! Engkau bukan orang yang biasa mendatangiku. Apabila ia datang kepadaku, tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tetapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut.” Ucap pengemis itu.
Abu Bakar ra tidak dapat menahan air matanya, kemudian berkata, “Aku memang bukan orang yang biasa datang kepadamu. Aku adalah salah seorang sahabatnya. Orang yang mulia itu telah tiada.”
“Siapakah orang yang selalu menyuapiku?” Tanya si pengemis.
“Ia adalah Rasulullah SAW,” jawab Abu Bakar ra.
Setelah pengemis itu mendengar cerita Abu Bakar ra, ia pun menangis. Kemudian dia berkata, “Benarkah demikian? Selama ini aku selalu menghina dan memfitnahnya, tetapi ia tidak pernah memarahiku sekali pun. Ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu mulia…”
“Ya, begitulah kemulian Rasulullah SAW,” kata Abu Bakar ra.
Akhirnya, pengemis Yahudi buta tersebut bersyahadat di hadapan Abu Bakar ra. Ia menyatakan masuk Islam dan beriman kepada Rasulullah SAW.

Tuesday, November 22, 2016

Naskah Pildacil - Tentang Sholat

pildacil tentang ibu, pidato singkat tentang sholat itu tiang agama, teks pildacil tentang menuntut ilmu, teks pildacil anak sholeh, teks pildacil lucu, kultum singkat tentang sholat 5 waktu, ceramah singkat tentang sholat berjamaah, teks pidato lucu islami.

teks pildacil tentang sholat
Naskah Pildacil - Tentang Sholat

Bismillahirrahmanirrahiim,
 Assalamu’alaikum Wr. Wb. 

Alhamdulillah wasyukurillah, walaa haula walaa quwwata illa billaah. 
Allahummasholli ala muhammad, wa’ala ali muhammad, amma ba’du.

Teman-teman yang Saya hormati.
Pada kesempatan ini Saya akan menyampaikan pidato tentang sholat,...
Teman-teman semua, tahu nggak kenapa kita harus sholat? (nggakkk) 
Kalau nggak tahu akan Saya kasih tahu,....Sholat itu tiang agama, siapa yang mengerjakan sholat berati menegakkan agama, dan siapa yang meninggalkan sholat berarti meruntuhkan agama (assholatu imaduddin, faman aqamaha fakad aqamaddin, waman hadamaha faqad hadamaddiin) 
Saya boleh bernyanyi nggak? (boleh....) 
Sepohon kayu daunnya rimbun
Lebat bunganya serta buahnya
Walaupun hidup seribu tahun
Kalau tak sembahyang apa gunanya
Walaupun hidup seribu tahun tapi tak sembahyang apa gunanya

Karena itu teman-teman sekalian,.... "Sholatlah pada waktunya" Jangan melalaikannya "Apalagi meninggalkannya
Demikianlah pidato yang dapat Saya sampaikan, Saya sudahi dengan sebuah pantun
"Kalau ada sumur di ladang boleh kita menumpang mandi"
Kalau umur sama panjang boleh kita berjumpa lagi

Wassalamu'alaikum Wr. Wb 

Naskah Pildacil - Anak Sholeh

pidato tentang anak sholeh dan sholeha, teks pildacil lucu, pidato anak soleh harapan ibu bapa, teks pildacil tentang sholat, contoh naskah pidato islam untuk anak, teks ceramah anak singkat, teks pildacil tentang menuntut ilmu, teks pidato anak mensyukuri nikmat allah.


teks pildacil anak sholeh
Naskah Pildacil - Anak Sholeh

Assalmualaikum wr.wb

Sayur urab
Dicampur daun salam
Tolong jawab
Kalau saya ucap salam

Assalamualaikum .wr ..wb

Semoga yang jawab salam saya masuk syurga
Allohumma…….Amiiiin.

Hamdan wasyukron lillah assolatu wassalamu alaa rosuulillah ammaaba’du.
The honorable juries The honorable my teacher The honorable my beloved friends And muslim walmuslimat rohimakumullah.

Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Alloh yang maha ghofur, yang sayangnya tiada terukur, meskipun tadi pagi Cuma sarapan bubur, Cuma kita saja yang tak pernah syukur, sholawat serta salam semoga selalu tercurah pada junjungan nabi besar kita Muhammad saw.

Hadirin rohimmakumullah…..
Pada kasempatam ini izinkanlah saya memberi sedikit ilmu tentang anak sholeh

Temen temen mau masuk syurga…….? Kalau temen temen mau ada saratnya….! Apaan tuh….?
Syaratnya kita harus mejadi anak yang soleh dan solehah, itu salah satu kunci masuk syurga

Dulu….ketika kita diberi nama oleh orang tua kita mereka sangat mengharapkan agar kita menjadi anak yang soleh dan solehah. Sekarang saya mau Tanya gimana niih jadi anak yang soleh dan solehah?
Udah pada tau belum……?

Yang pertama kita harus rajin solat.
Kenapa solat….? Karena solat adalah kewajiban seorang muslim. Alloh berfirman dalam surat an-naim ayat 62 yang berbunyii, a’uuzdubillahi minassyaitoonirrojiim, bismillaahirrohmanirrohiim; fasjuduu lillahi wa’buduu’’. Yang artinya maka bersujudlah (sholat)
kepada Alloh dan sembah lah (dia). Jadi kalau ga solat dapet apa? Ya pastilah dapet dosa dan masukneraka 

Dan yang kedua rajin membaca kitab suci Alqur’an… dengan membaca kita akan mendapatkan ilmu yang sangat banyak . Dengan ilmu hidup kita akan menjadi mudah dan nyaman

Mudah-mudahan Alloh menjadikan kita termasuk orang-orang yang soleh dan solehah amiiin…..

Rupanya uraian dari saya di cukupkan sekian lebih dan kurangnya mohon dimaafkan.

Pergi piknik ke pantai bersama ayah 
Bawa apel jangan sampe jatuh 
Wabillahi taupiq walhidayah
Wassalamualaikum …wr..wb

Baca juga : Naskah Pildacil - Hikmah Sholat

Monday, November 21, 2016

Cara Install Pokemon Go di Android Cepat Mudah Terbaru

Cara Instal Pokemon GO di Android - Berikut ini adalah panduan sederhana cara instal pokemon go apk di Android. Baru baru ini game Pokemon Go telah resmi hadir diperangkat Android dan iPhone, namun seiring hadirnya game ini untuk perangkat mobile smartphone tidak dibarengi dengan rilisnya pokemon GO secara global. Yap.. pokemon Go untuk sementara hanya tersedia untuk kawasan Negara tertentu saja seperti Jepang dan Australia. Di Indonesia sendiri, game ini belum rilis secara resmi, sehingga tidak tersedia di Playstore.

CARA INSTAL POKEMON GO DI ANDROID
Cara Install Pokemon Go di Android Cepat Mudah Terbaru

Jika kamu ingin coba instal pokemon Go di Android hanya untuk sekedar testing, kamu bisa download file APKnya diluar situs Google Playstore, contohnya market aplikasi pihak ketiga yang direkomendasikan oleh Hot Game Magazine dibawah. Dan berikut cara instalnya :

CARA INSTAL POKEMON GO ANDROID

Karena game yang diinstal merupakan file apk yang didownload tidak dari Playstore, maka diperlukan sedikit setting di pengaturan Android, caranya pilih menu SETTING, pilih SECURITY, beri tanda centang pada UNKNOWN SOURCES. Pastikan juga koneksi internet nyala. Jika hal ini sudah dilakukan sebelumnya, silahkan lanjut ke step berikutnya.

  1. Sebelumnya unduhlah terlebih dahulu Market aplikasi 9Apps DISINI, Aplikasi 9Apps hanya berukuran 2 MB & menyediakan banyak file apk game / aplikasi bahkan yang belum dirilis di Playstore Indonesia, termasuk Pokemon Go.
    CARA INSTAL POKEMON GO DI ANDROID
  2. Cari & Download Pokemon Go di Market Aplikasi tsb, contohnya seperti pada gambar di bawah ini.
    CARA INSTAL POKEMON GO DI ANDROID
  3. Jika pokemon go sudah berhasil didownload lalu INSTAL
  4. Selanjutnya aktifkan GPS pada perangkat Android.
  5. Buka game pokemon GO
  6. Selanjutnya kamu harus mengisi tanggal lahir.
  7. Kemudian silahkan Daftar / Sign Up menggunakan akun Google kamu.
  8. Jika sudah Sign Up, maka selanjutnya kamu harus memilih profil / gender, jika kamu cowok pilih profil yang laki laki, jika cewek pilih profil yang perempuan. Awas jangan kebalik, nanti bisa jadi cowok / cewek jadi jadian :-)
    CARA INSTAL POKEMON GO DI ANDROID
  9. Pastikan koneksi intenet kamu lancar sehingga muncul notifikasi Location Set by GPS pada saat awal permain.
    CARA INSTAL POKEMON GO DI ANDROID
  10. Jika sudah, kamu sudah bisa memulai bermain dan menangkap 3 pokemon di depanmu.
    CARA INSTAL POKEMON GO DI ANDROID

Itulah cara mudah instal pokemon Go di Android. Karena game ini belum resmi rilis di Indonesia, mungkin masih ada beberapa fitur yang masih kurang, apabila nanti game Pokemon GO sudah resmi dirilis secara global, maka cara installnya sama saja dengan cara instal game lainnya melalui Playstore. Perlu diketahui juga bahwa game ini tidak (mungkin belum) dioptimalkan pada perangkat tablet & juga tidak support dengan prosesor & chipset Intel seperti pada varian Smarphone Android Asus Zenfone.

Copyright @ 2013 Zona Islamiyah.